Kabupaten Bandung – Rabu (15/05), ‘Aisyiyah Boarding School Bandung bersama Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat menggelar workshop Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Aula Siti Walidah, ABS Bandung.
Kegiatan workshop pencegahan DBD tersebut merupakan rangkaian Semarak Milad ke-107 dengan tujuan mengedukasi civitas academica ‘ABS Bandung untuk selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
Pada kesempatan tersebut, dr. Fitria selaku narasumber mengatakan penyuluhan DBD ini penting dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya kasus demam berdarah di beberapa daerah Jawa Barat, khususnya di lingkungan pesantren.
Melalui workshop tersebut, dr. Fitria berharap dapat mengurangi kasus dan angka kematian karena penyakit DBD dapat berkurang.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kita bisa mengurangi angka kejadian dan angka kematian oleh DBD,” tuturnya.
Lebih lanjut, pada kesempatan tersebut, dr. Fitria menyampaikan beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya kasus demam berdarah dengue di masyarakat
“Terdapat faktor yang berpengaruh sehingga kita dapat terkena DBD, di antaranya perilaku bersih dan sehat , dan yang paling penting adalah daya tahan tubuh (imunitas), lingkungan yang berkaitan dengan kepadatan penduduk, serta kondisi musim yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan jumlah nyamuk, terutama pada musim hujan kejadian DBD mulai meningkat,” jelasnya.
Menurutnya penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypi.
“Penyebab utama dari DBD ini bukanlah oleh nyamuk, melainkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti,” ungkapnya.
Selain menjelaskan mengenai faktor penyebab penyakit DBD, dr. Fitri menjelaskan gejala yang dialami penderita jika terkena penyakit demam berdarag dengue.
“Gejalanya demam tinggi secara mendadak mencapai 39-40 derajat celcius, nyeri kepala, mual-mual, nyeri ulu hati, manifestasi perdarahan, seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, dan nyeri otot, tulang sendi, dan munculnya bintik kemerahan di kulit penderitanya,” jelasnya.
Sebagai usaha dalam melakukan pencegahan demam berdarah, dr. Fitria mengimbau untuk menjaga lingkungan dan melakukan 3M (menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas). Selain melakukan 3M, dapat juga menanam ikan di kolam-kolam, menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, sereh dan lain-lain, atau menggunakan obat atau lotion penangkal nyamuk di badan.