Kabupaten Bandung – Seiring dengan perkembangan zaman, penguasaan bahasa yang bertaraf internasional, seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan suatu hal yang harus dikuasai oleh setiap individu. Sebagai pesantren yang berwawasan luas dan melihat jauh ke depan, ‘Aisyiyah Boarding School Bandung turut mempersiapkan para santriwati dan staf dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk bidang kebahasaan.
Dikenal dengan pesantren berbasis bilingual atau pesantren yang menggunakan dua bahasa (Arab dan Inggris) dalam berbagai hal, pada hari Senin-Kamis (26-28/03), ‘ABS Bandung menyelenggarakan Pelatihan Bahasa Arab yang diikuti oleh guru dan pembina.
Koordinator Pelatihan Bahasa Arab, H. Akbar Pilayati, S.Pd.I., Lc. mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut merupakan program ‘ABS Language Center yang sejalan dengan visi-misi ‘ABS untuk mewujudkan civitas academica yang siap berkancah di dunia internasional. Selain itu, menurutnya, jika melihat dari sisi nilai-nilai agama, pelatihan tersebut mampu meningkatkan pengetahuan para staf dalam memahami atau menerjemahkan berbagai kata dalam Al-Qur’an.
“Pelatihan ini sebagai bentuk upgrading. Selain santriwati, staf pun perlu mendapatkan pelatihan. Ini sejalan dengan visi-misi ‘ABS Bandung untuk mewujudkan civitas academica, baik santriwati maupun staf agar siap berkancah di dunia internasional. Selain itu, yang paling utama adalah Pelatihan Bahasa Arab ini mengarahkan kita agar mudah memahami atau menerjemahkan berbagai kata dalam Al-Qur’an, kitab suci kita,” ungkap Akbar, yang juga menjabat sebagai Koordinator ‘ABS Language Centre.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari di Laboratorium IPA ‘ABS Bandung, diisi secara bergantian oleh Koordinator ‘ABS Languange Centre, H. Akbar Pilayati, S.Pd.I., Lc. dan Koordinator Dirosah Islamiyah ‘ABS Bandung, Darojat, S.Pd.
Akbar menuturkan pelatihan tersebut diawali dengan pretest untuk mengetahui kemampuan awal para guru dan pembina. Selanjutnya dilakukan pelatihan berupa teori dan praktik mengenai berbagai materi bahasa Arab, terakhir diadakan postest untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal dan akhir para guru dan pembina.
“Kegiatan pelatihan berlangsung selama 4 hari, diawali dengan pretes, kemudian beberapa hari diisi dengan penyampaian materi secara teori dan praktik: 1. Tentang pembagian kata, 2. Kata benda, isim fi’il, dan huruf, 3. Tentang mufrad, jama’, dan mutsanna, 4. Percakapan tentang perkenalan dalam bahasa Arab, 5. Pengenalan hari dan bulan dalam bahasa Arab, dan diakhiri dengan postest,” tutur Akbar.
“Alhamdulillah, jika dikonversikan dari hasil pretest dan postest, peningkatan nilainya sangat signifikan,” sambungnya.
Dengan adanya pelatihan tersebut, Akbar berharap dapat meningkatkan kompetensi dan perfomansi para guru dan pembina dalam menggunakan bahasa asing. Menurutnya, hal tersebut karena guru dan pembina berada di lingkungan pesantren yang mengimplementasikan program bilingual.
Lebih jauh, Akbar mengutarakan rencana tindak lanjut dari pelatihan bahasa Arab tersebut.
“Tentu ada kelanjutannya, baik dalam pemberian materi lanjutan dan dalam praktik berbahasa sehari-hari,” tegasnya ketika ditanya mengenai rencana tindak lanjut dari pelatihan tersebut.
“Untuk pemberian materi secara teori akan diberikan secara berkala, baik melalui pelatihan khusus sacara luring atau melalui WhatsApp Group Staf secara daring. Kemudian, untuk praktik berbahasa akan dimulai dari poros front office, ruang kelas, ruang guru, ruang makan, dan area lainnya” pungkas Akbar.
Kegiatan Pelatihan Bahasa Arab yang diikuti oleh para guru dan pembina, baik SMP maupun SMA ‘ABS Bandung mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, salah satunya Ayu Fauziah Lestari, S.Ag. yang mengutarakan kesannya setelah mengikuti pelatihan tersebut.
“Alhamdulillah, untuk kesan setelah mengikuti Pelatihan Bahasa Arab, sangat menyenangkan, dengan suasana belajar yang santai dan juga memudahkan bagi bapak-ibu guru dan pembina semuanya untuk belajar sehingga semuanya bisa mendapatkan dan memahami materi dengan baik. Sangat bermanfaat juga untuk saya yang pernah bersekolah di pondok, dapat mengingat kembali pelajaran Bahasa Arab yang pernah dipelajari sebelumnya,” tutur Ayu.
Ayu berharap pelatihan tersebut digelar secara rutin untuk staf agar mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat mencapai visi dan misi ‘ABS Bandung.
“Harapannya, semoga ke depannya semakin banyak pelatihan-pelatihan seperti ini, tidak hanya untuk santriwati, tetapi juga untuk guru, pembina, dan staf lainnya. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga ‘ABS Bandung bisa mencapai visi dan misinya, yaitu menjadi sekolah yang unggul di bidang komunikasi dalam konteks lokal maupun global,” pungkasnya.
Sebagai informasi, ‘ABS Bandung dikenal dengan pesantren berbasis bilingual atau pesantren yang membelajarkan santriwati dan stafnya menggunakan bahasa asing, yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris. Penggunaan kedua bahasa tersebut diimplementasikan setiap pekan secara bergantian (Arab/Inggris) dan dilakukan di berbagai area pesantren, misal front office, ruang kelas, ruang guru, ruang makan, dan area lingkungan pesantren lainnya. Di bawah pembinaan ‘ABS Languange Centre, ‘ABS Bandung memiliki beberapa program berkaitan dengan pembinaan bilingual bagi santriwati di lingkungan pesantren, di antaranya pemberian kosakata, penyetoran kosakata, percakapan bahasa Arab/Inggris (muhadatsah), muhadhoroh atau public speaking, irtiqo’ul lughah, dan speech competition.