Kabupaten Bandung – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada santriwati kelas XII SMA ‘Aisyiyah Boarding School Bandung pada hari Selasa (21/1/2025) di Laboratorium IPA.

Pelatihan ini diberikan sebagai keterampilan dasar yang diperlukan untuk menangani situasi darurat medis sebelum bantuan profesional tiba di lokasi.

Pelatihan kali ini tentang Resusitasi Jantung Paru atau RJP. RJP adalah tindakan pertolongan pertama Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada orang yang mengalami henti jantung karena terdapat gangguan pada sistem kelistrikan jantung.

  1. Yayat Hidayat, S.Kep., Ners.,M.Kep., selaku narasumber mengatakan seseorang yang terkena henti jantung harus segera mendapat pertolongan RJP.

Yayat yang saat ini menjabat Kepala Biro Marketing dan Kerja Sama Universitas ‘Aisyiyah Bandung turut mendampingi mahasiswanya mempraktikan RJP kepada salah satu santriwati ‘ABS Bandung.

“Satu telapak tangan diletakkan menyentuh bagian tengah dada pasien. Sedangkan, telapak tangan lainnya diletakkan di atas tangan tersebut untuk memberikan dorongan atau kompresi,” ucap mahasiswa tersebut.

Kompresi dilakukan dengan tempo 100 sampai 120 per menit. Dengan perbandingan 30 berbanding 2, yang artinya 30 kali kompresi dan 2 ventilasi. Hal ini dilakukan hingga 5 siklus. Setelah itu lakukan cek nadi dan cek napas.

Yayat mengungkapkan pentingnya santriwati ‘ABS Bandung mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar. Ia mengatakan bahwa pelatihan tersebut dapat menjadi pertolongan pertama pada situasi darurat.

“Situasi darurat tidak bisa kita prediksi. Di mana pun pasti ada orang yang tiba-tiba terkena jantung. Kasus penderita jantung koroner pun sekarang itu tinggi. Kasus kecelakaan sekarang tinggi. Jadi di manapun dan siapapun bisa saja terjadi serangan (kecelakaan) mendadak. Nah, apalagi santriwati ‘ABS, yang posisi kampusnya dekat jalan raya. Bisa saja ada kasus kecelakaan yang kemungkinan bisa menyerang sistem jantung. Tentu dengan adanya pelatihan ini, santriwati ‘ABS Bandung bisa menolong dengan sigap,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Yayat menambahkan bahwa pelatihan ini sebagai bentuk pengamalan llmu kepada masyarakat (santriwati) sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat.

“Hal lainnya, kita sebagai manusia harus bisa bermanfaat bagi orang lain. Khoirunnas anfauhum linnas. Jika kita punya ilmu, maka amalkan sehingga dapat bermanfaat orang lain, santriwati pun bisa melakukannya,” pungkasnya.

Izzy Ayudia Puteri, salah satu santriwati kelas XII MIPA yang mengikuti pelatihan mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat.

“Pelatihannya sangat bermanfaat. Apalagi saya yang suka dengan ilmu sains. Cara-cara yang dilakukan pada saat RJP sangat menarik. Bagi kita yang masih awam pun, tentu dapat melakukannya ketika dalam situasi darurat,” kata Izzy.

Kegiatan ini sejalan dengan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) terutama pilar ketiga “Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik” (Good Health and Well-being) dan pilar keempat “Pendidikan Berkualitas” (Quality Education).

Leave a Comment