Kabupaten Bandung – Lembaga Haji Muhammadiyah (LHM) Jawa Barat kembali melaksanakan bimbingan manasik haji dalam menyongsong ibadah haji pada tahun 2024. Pada kesempatan kali ini, LHM Jawa Barat menggandeng ‘Aisyiyah Boarding School Bandung sebagai tuan rumah pelaksanaan bimbingan manasik haji, Minggu (21/04). Bimbingan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan penghayatan para jamaah terhadap pelaksanaan ibadah haji.
Melibatkan 72 peserta dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung yang terdaftar di LHM Jawa Barat, peserta diangkut oleh 2 armada bus dari Masjid Mujahidin, Kota Bandung, didampingi oleh para pembimbing dan tenaga medis.
Dikdik Dahlan Lukman, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang bertugas mengordinasikan bidang haji, umroh, dan wakaf mengungkapkan bahwa LHM Jawa Barat sebagai salah satu Unit Pembantu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat setiap tahunnya membimbing para calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.
“Setiap tahun, LHM ini membimbing para calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Setiap calon jamaah yang memiliki kesempatan menunaikan ibadah haji dipersilakan untuk memilih KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah), salah satunya LHM. InsyaAllah, LHM dalam satu tahun menyelenggarakan bimbingan selama kurang lebih 15 kali pertemuan per 2 minggu sekali. Tapi, tentu saja kebanyakan bimbingan lebih banyak dilakukan di ruangan, seperti kegiatan belajar mengajar, seminar. Namun, dari 15 kali pertemuan itu, kita senantiasa menyediakan praktik manasik. Biasanya antara 2-3 praktik manasik, minimal 2, pertama untuk umrohnya,” ungkapnya.
Dikdik menuturkan pertama kalinya LHM Jawa Barat menggandeng ‘ABS Bandung menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan bimbingan manasik haji.
“Sekarang, tanggal 21 April 2024 untuk yang pertama kali, LHM menggandeng ‘ABS Bandung untuk bersama-sama menyelenggarakan praktik manasik. Kenapa kami memilih ‘ABS Bandung? Pertama, ‘ABS Bandung adalah salah satu amal usaha milik persyarikatan Muhammadiyah, satu atap dengan LHM, yang sama-sama milik persyarikatan. Kedua, secara lokasi geografis, bisa dikondisikan seperti halnya Madinah-Makkah, artinya kalau tadi jamaah berangkat dari Masjid Mujahidin, dari tempat LHM itu dikonotasikan sebagai Madinahnya. Madinah ke Makkah itu kan 420 km naik bis. Kita ingin mengondisikan jamaah seakan-akan seperti nyata melakukan praktik. Mulai berangkat dari Mujahidin seolah-olah dari hotel di Madinah, singgah dulu ke Unisa, Universitas ‘Aisyiyah Bandung untuk melakukan Miqat seolah-olah Dzulhulaifah atau Bir Ali, di sana kita mengucapkan niat, dari sana kita naik bis lagi ke ‘ABS Bandung. Nah, ABS ini kami anggap seolah-olah seperti Makkah,” tutur Dikdik ketika diwawancara.
Lebih lanjut, Dikdik mengapresiasi kerja sama yang dilakukan dalam mempersiapkan berbagai area dan fasilitas untuk bimbingan manasik haji.
“Alhamdulillah, hasil kerja sama antara kami dengan pengurus ‘ABS Bandung bisa mengondisikan seluruh yang kita miliki di ‘ABS ini bisa dipakai, baik tempat untuk Masjidil Haram, tempat Sya’i, Arafah, Mina, dan lain-lain. Jadi untuk rombongan dua bis ini, ‘ABS Bandung sudah sangat representatif untuk dijadikan tempat atau bisa dikatakan laboratorium untuk manasik haji untuk kalangan persyarikatan,” ungkapnya dengan bangga.