Muhammadiyah adalah organisasi Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dan berkarakter Tajdid. Dalam menjalankan roda organisasinya maka Muhammadiyah membentuk unsur pembantu pimpinan berupa Majelis, Lembaga dan Organisasi Otonom dengan peran dan tugas yang berbeda-beda sesuai dengan bidang garapannya. Tujuannya adalah untuk mewujudkan Visi dan Misi Persyarikatan.
Pada suatu waktu Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan Qs. Al-Maun selama 3 bulan kepada murid-muridnya. Hingga pada akhirnya salah seorang murid beliau memberanikan diri bertanya mengapa pelajarannya hanya mengulang- ulang surat Al-Maun. Terjadi dialog antara Kiai Ahmad Dahlan dengan muridnya, “Apakah kalian sudah benar-benar mengerti akan maksud Surat Al- ma’un?”
Para santri menjawab dengan bertanya, “Apa yang harus diamalkan, bukankah Surat Al-Ma’un sering dibaca ketika salat?” Kiai Ahmad Dahlan menjelaskan kepada muridnya bahwa bukan itu yang dimaksud dengan mengamalkan, tapi apa yang sudah dipahami dari ayat ini untuk bisa dipraktekkan dan dikerjakan dalam wujud nyata. Oleh karena itu, Kiai Ahmad Dahlan masih mengulang
Surat Al-Ma’un sampai santri-santrinya melakukan aksi terhadap ayat ini. Kiai Ahmad Dahlan pun memerintahkan kepada muridnya untuk mencari orang- orang miskin yang ada disekitar tempat tinggal mereka. Apabila sudah bertemu dengan orang miskin dan anak yatim, mereka harus memberi makanan, dll.
Dalam konteks pendidikan, Kiai Ahmad Dahlan telah mempraktikan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif dan terampil dalam memecahkan suatu permasalahan. Model ini saat ini kita kenal sebagai Problem Based Learning,
Menurut Arends, yaitu suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Selain itu Kiai Dahlan juga melakukan pembelajaran kontekstual, bagaimana QS. Al-Maun dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit dengan dirikannya Panti Asuhan Muhammadiyah. Haedar Nashir menuliskan: Al Maun melahirkan al- Quran yang berjalan, al-Quran yang menjawab kehidupan, yang memberi manfaat, memberi maslahat
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong santriwati membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran Muhammadiyah tidak sekedar memberikan pengetahuan tentang sejarah organisasi ini didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan. Didalamnya terkandung nilai-nilai, spirit dan etos yang terus bertumbuh hingga lebih dari satu abad bersumber dari Al-Quran dan As-Sunah untuk menjawab persoalan kehidupan. Santriwati melalui pembelajaran kemuhammadiyahan didorong untuk memahami, menghayati, dan mempraktikan itu semua dalam kesehariannya.
Tantangan sesungguhnya adalah miskonsepsi bahwa pelajaran Kemuhammadiyahan hanya sebatas pengetahuan saja. Latar belakang santriwati yang beragam, bukan dari Muhammadiyah. Strategi dan ekosistem belajar yang terbatas, menjadikan kurangnya tantangan dalam proses pembelajaran.
Bagaimana santriwati ini akan menjadi Masyarakat Abad-21 yang memiliki nilai-nilai, spirit, dan etos Muhammadiyah dalam berbagai peran yang mereka pilih kelak?
Kelas 7 SMP ABS pada pelajaran Kemuhammadiyahan dikenalkan lebih dekat dengan Organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Bagaimana organisasi ini melaksanakan kegiatan dakwahnya dan menggerakan amal usaha sebagai wadah untuk mewujudkan tujuannya. Juga menginternalisasi spirit Al-Ma’un yang pernah diajarkan Kiai Ahmad Dahlan di kelasnya.
Santriwati kelas 7 SMP ABS melaksanakan kegiatan Outing sebagai program penguatan pembelajaran dengan berkunjung dan bersilaturahmi dengan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat. Dilanjutkan dengan mengunjungi amal usaha Muhammadiyah yaitu Lazismu Jawa Barat, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Bayi Sehat Muhammadiyah Cabang Sukajadi, dan Badan Takmir Masjid Raya Mujahidin Kota Bandung.
Dengan mnggunakan Bus Sekolah santriwati diantarkan ke kantor Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat di Jalan Sancang no. 6 Bandung. Tempat pertama kegiatan ini adalah kantor Lazismu Jawa Barat yang terletak di lokasi yang sama. Kami diterima oleh pimpinan dan amil Lazismu Jawa Barat dilanjutkan dengan kegiatan diskusi yang dipimpin oleh Kang Sani Sonjaya salah satu Amil Lazismu. Diskusi interaktif ini membahas apa itu Lazismu dan program apa saja yang dilaksanakan oleh Lazismu Jawa Barat sebagai bagian dari amal usaha Muhammadiyah juga ‘Aisyiyah.
Kegiatan berikutnya adalah melihat Masjid Raya Mujahidin diantarkan oleh Teh Suci petugas dari BTM Mujahidin, kegiatan ini difokuskan pada bagaimana masjid memperhatikan kepentingan perempuan di ruang publik dengan membuat fasilitas khusus perempuan yaitu toilet tertutup, toilet kering dan ruang menyusui. Sehingga jamaah perempuan yang memiliki keperluan tersebut dapat melaksanakannya dengan aman, nyaman dan tertutup. Kemudian santriwati melanjutkan dengan melaksanakan shalat dhuha di masjid.
Sesi berikutnya santriwati berangkat ke LKSA Bayi Sehat Muhammadiyah, tempat ini beralamat di Jalan Purnawarman no. 26. Santriwati diterima oleh Pimpinan LKSA Bapak Peri Sopian dan dipersilakan untuk berkunjung ke ruangan asuhan anak. Saya berkesempatan memandu santriwati ke ruang asuhan bayi dan mempersilakan mereka untuk berinteraksi. Dilanjutkan sesi reflesi dan berinteraksi dengan anak-anak balita.
Sesi ketiga dan terakhir kami kembali ke Kantor ‘Aisyiyah Jawa Barat dan diterima oleh Bunda Nikmah Sekretaris ‘Aisyiyah. Dalam kesempatan ini Bunda Nikmah berdialog dengan santriwati dan meberikan nasihat-nasihat untuk memotivasi. Dalam paparannya Bunda Nikmah menitipkan agar santriwat ABS senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh. Selepas kegiatan ini santriwati mengunjungi kantor baru Aisyiyah Jawa Barat dilanjutkan dengan mengisi Outing Journal yang telah disiapkan oleh guru pendamping.
Dari kegiatan Praktik Amaliah Kemuhammadiyahan ini berdasarkan isian lembar Outing Journal bagian yang paling berkesan adalah ketika berkunjung ke LKSA Bayi Sehat dan berinteraksi dengan anak-anak disana. Pembelajaran yang santriwati dapatkan adalah tentang perbedaan Zakat dan Infaq juga mengenal organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Praktik baik yang santriwati laksanakan didalam kegiatan ini meliputi adab di dalam perjalanan seperti berdoa sebelum bepergian, berinfak di Lazismu dan LKSA Bayi Sehat. Juga berkegiatan di masjid Raya Mujahidin yaitu shalat dhuha, shalat berjamaah dzuhur dan menyimak kultum dari Ustd. Rumi Imam masjid Raya Mujahidin yang memaparkan tentang bersungguh-sungguh dalam berdoa dan menerima apapun hasilnya yang diberikan Allah dengan ke- Ikhlasan.
Seluruh kegiatan ini Insya Allah dapat meningkatkan pengetahuan dan nilai- nilai yang dipelajari santriwati di ABS melalui praktik baik yang bermakna. Selain itu juga meningkatkan kreativitas guru merancang dan melaksanakan pembelajaran.