Kabupaten Bandung – ‘Aisyiyah Boarding School Bandung sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moral, dan spiritualitas santriwati dan staf.
Dalam rangka menyemarakkan kegiatan di bulan Ramadan, ‘ABS Bandung menggelar pelatihan tahsin bagi guru dan pembina.
Kegiatan yang berlangsung di Laboratorium IPA ‘ABS Bandung mulai tanggal 25–28 Maret 2024 tersebut diisi secara langsung oleh pemateri dan mentor yang juga guru ‘ABS Bandung, seperti Uci Tarmana, M.Pd. (Pendidikan Agama Islam), Darojat, S.Pd. (Pendidikan Agama Islam), H. Akbar Pilayati, S.Pd.I., Lc. (Komunikasi Bahasa Arab), Afrizal Fahmi Ali, M.Ag. (Literasi Al-Qur’an), dan Najla (Tahfidz Qur’an).
Koordinator Ramadan Vaganza, Darojat, S.Pd. menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari program Ramadan Vaganza yang memiliki tujuan membentuk karakter, moral, dan spiritualitas berdasarkan nilai-nilai keislaman, baik untuk santriwati dan staf ‘ABS Bandung.
“Selama bulan Ramadan, ‘ABS Bandung memiliki berbagai program untuk membentuk karakter, moral, dan spiritualitas santriwati dan staf berdasarkan nilai-nilai keislaman yang dikemas dengan istilah Ramadan Vaganza, di antaranya shalat duha, tarawih, shalat fardu berjamaah, kajian keislaman melalui kultum setelah dzuhur maupun sebelum berbuka puasa, tadarus ‘Al-Quran, pelatihan tahsin, pelatihan bahasa Arab, talkshow, peringatan Nuzulul Qur’an, tebar takjil, sedekah, dan silaturahmi,” jelasnya.
Darojat menyebutkan dari sekian banyak program Ramanza, terdapat program khusus untuk guru dan pembina, di antaranya pelatihan tahsin dan pelatihan bahasa Arab.
“Program khusus untuk guru dan pembina, di antaranya pelatihan tahsin dan pelatihan bahasa Arab yang dilaksanakan pada pekan 3 bulan Ramadan,” tambah Darojat.
Sementara itu, Koordinator Pelatihan Tahsin, Uci Tarmana, M.Pd. mengungkapkan, program tahsin tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas staf ‘ABS Bandung dalam membaca Al-Qur’an.
“Peran ‘ABS Bandung sebagai lembaga pendidikan Islam harus mampu mendorong para civitas academica untuk memahami nilai-nilai keislaman. Adanya pelatihan tahsin ini tentu sebagai bentuk ikhtiar dari ‘ABS Bandung untuk meningkatkan kualitas staf dalam membaca Al-Qur’an, yang terbata-bata menjadi lancar, yang lancar menjadi tartil, yang tartil menjadi fashih, serta terhindar dari kesalahan membaca huruf, kata, kalimat, atau ayat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Uci menyebutkan, materi pembelajaran diberikan secara teori dan praktik yang terdiri dari makharijul huruf, sifat huruf, hukum huruf, hukum mad, hukum berhenti dan memulai bacaan, serta tata cara mengindahkan bacaan.
Dengan adanya pelatihan tahsin ini, Uci menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh guru dan pembina, baik secara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
“Kompetensi dalam pelatihan ini, para guru dan pembina dapat meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu atau firman Allah swt yang harus dipercaya, dipahami, dan dipelajari dengan baik, meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an, mengetahui tujuan dan manfaat dari belajar tahsin, dan mengetahui kaidah tajwid dengan cara mempraktikkan berbagai ayat dalam Al-Qur’an,” pungkas Uci.
Diketahui, selama pelatihan berlangsung, para guru dan pembina mencoba mempraktikkan materi dengan berbagai ayat Al-Qur’an yang beragam bersama para mentor, baik secara langsung maupun melalui rekaman suara, seperti Q.S Al-Fatihah, Q.S Al-Baqarah ayat 285 – 286, Q.S Al-Kahfi ayat 1–10, dan ayat Muqatha’ah. Kemudian, para mentor mendengarkan, mengoreksi, dan membimbing jika terdapat kekeliruan dalam membaca Al-Qur’an.
Adanya program tahsin yang digelar saat Ramadan Vaganza memberikan dampak positif bagi staf ‘ABS Bandung, salah satunya yang dirasakan oleh Nurul Fitri, M.Pd., guru Matematika SMP ‘ABS Bandung.
“ ‘ABS Bandung sebagai lembaga pendidikan Islam tidak hanya memfasitasi santriwatinya untuk belajar, melainkan stafnya pun memiliki kesempatan untuk belajar. Pada kesempatan bulan Ramadan ini, kita belajar tahsin. Dengan adanya program tahsin bagi guru dan pembina tentunya sangat bermanfaat karena kita belajar memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Terkadang kita merasa sudah bagus dalam membaca Al-Qur’an, ternyata masih ada yang perlu diperbaiki jika dinilai dan didengarkan oleh orang lain. Dengan adanya program tahsin yang dibimbing oleh Ustadz Uci dan para mentor pada setiap kelompoknya tentunya menjadi salah satu cara untuk menilai kualitas bacaan Qur’an kita dengan valid,” ungkap Nurul ketika diwawancara.
Nurul berharap adanya program tersebut dapat meningkatkan kualitas guru dan pembina dalam membaca Al-Qur’an.
“Harapannya, setelah pelatihan ini selesai, guru dan pembina di ‘ABS Bandung menjadi lebih baik lagi dalam membaca Al-Qur’an, baik secara irama maupun kaidah tajwid,” pungkasnya.