Kabupaten Bandung – Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia melakukan kunjungan ke ‘Aisyiyah Boarding School Bandung pada hari Senin (21/10). Kunjungan tersebut dalam rangka melakukan Evaluasi Pesantren Ramah Anak di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Safa’at Setiawan sebagai Ketua Tim Evaluasi Program Pesantren Ramah Anak, Kemenag RI beserta Nisa Hertina dan Eka Widyaningtias sebagai anggota berkesempatan berbincang-bincang dengan manajemen, guru, musyrifah, serta mewawancarai para santriwati untuk menggali informasi mengenai pelayanan ramah anak di ‘ABS Bandung.
Sejauh pertanyaan yang diajukan, ‘ABS Bandung telah menjadi salah satu contoh pesantren yang berhasil mengimplementasikan konsep pesantren ramah anak. Dengan pendekatan pendidikan yang terintegrasi, ‘ABS Bandung tidak hanya fokus pada pembelajaran agama, tetapi juga menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak anak dalam proses pendidikan.
Fasilitas yang aman, lingkungan yang asri, area yang luas, serta program pembelajaran yang disesuaikan dengan visi dan misi, menjadikan ‘ABS Bandung sebagai pionir dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh ‘ABS Bandung dalam mewujudkan pesantren ramah anak adalah dengan menyediakan ruang belajar yang aman dan nyaman, serta mengedukasi para santriwati agar terbebas dari kekerasan.
Para pengajar, pengasuh, dan pengurus pesantren dilatih secara khusus untuk memahami kebutuhan psikologis dan emosional anak-anak sehingga mereka mampu menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan mendukung. Selain itu, program-program ekstrakurikuler yang variatif juga diselenggarakan untuk mengembangkan bakat dan minat para santriwati, mulai dari agama, seni, olahraga, hingga bahasa.
Safa’at mengungkapkan bahwa ‘ABS Bandung sebagai pesantren khusus puteri memiliki ciri khas tersendiri sehingga mampu membuat santriwati merasa aman dan nyaman layaknya di rumah sendiri.
“Inspektorat Jenderal Kementerian Agama telah selesai melaksanakan evaluasi mengenai program pesantren ramah anak di ‘Aisyiyah Boarding School Bandung, Kabupaten Bandung. Alhamdulillah, ini pengalaman juga bagi kami melihat sebuah pesantren dengan nuansa baru, pendekatan baru, model pendidikan yang cukup unik menurut kami, karena kami melihat ada pendekatan baru dalam kepengasuhan, di mana pesantren di sini khusus perempuan, tetapi mempunyai ciri khas sehingga membuat santriwati merasa hommy, membuat anak merasa seperti di rumah sendiri, tanpa harus ada hukuman yang terkesan menjadi kekerasan, dan itu memang yang diinginkan oleh program ramah anak sehingga anak-anak di sini diusahakan untuk bebas dari bullying, bebas dari kekerasan seksual, bebas dari kekerasan verbal, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia berharap, dengan adanya pelayanan ramah anak ini, ‘ABS Bandung dapat menjadi pioner dan menjadi contoh bagi pesantren lain dalam menerapkan pola pendidikan yang aman dan nyaman bagi para peserta didik.
“Tentu harapan kami ke depan, semoga pesantren ‘ABS Bandung ini menjadi pioner dan menjadi contoh bagi pesantren lain dalam menerapkan pola pelayanan yang ramah, pola pendidikan yang aman dan nyaman bagi seluruh santriwati. Selain itu, harapan kami berikutnya semoga pesantren ‘ABS Bandung semakin berkembang, semakin berkah, semakin jaya, dan sukses selalu,” pungkasnya.
mattis, pulvinar dapibus leo.