Kabupaten Bandung – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.Si. optimis ‘Aisyiyah Boarding School Bandung menjadi salah satu embrio untuk melahirkan kader-kader ‘Aisyiyah yang tangguh.
Hal tersebut diungkapkan pada saat melakukan kunjungan ke ‘Aisyiyah Boarding School Bandung pada Selasa (25/2/2025).
Wamendikdasmen RI, Fajar Riza Ul Haq mengungkapkan kesannya setelah melakukan kunjungan ke ‘ABS Bandung.
“Saya terkesan (dengan ‘Aisyiyah Boarding School Bandung). Pesantrennya, asramanya bersih, tertata, dan juga ini menyiratkan optimisme. Saya percaya ini pesantren ‘Aisyiyah Boarding School Bandung menjadi salah satu embrio untuk melahirkan kader-kader ‘Aisyiyah yang tangguh, tidak hanya di Jawa Barat, tapi juga nasional, bahkan insyaAllah internasional. Jadi, saya secara pribadi sangat apresiatif dengan keberadaan ‘ABS ini dan berharap bisa terus berkembang,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah untuk bisa mempercayakan putrinya mengenyam pendidikan dan belajar agama di ‘Aisyiyah Boarding School Bandung.
“Saya mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah untuk bisa mempercayakan putra-putrinya ke ‘ABS ini, karena insyaAllah akan mendapat pendidikan yang baik, membentuk karakter muslimah yang tangguh, dan juga punya soft skill yang kuat. Dan saya kira pesantren ini, motonya ‘Pinter Ngaji, Jadi Santri Nu Masagi’ artinya punya kemampuan yang mumpuni, punya kompetensi yang tangguh ketika mereka kembali ke masyarakat,” tuturnya.
Sejalan dengan moto ‘ABS Bandung, yakni ‘Pinter Ngaji, Jadi Santri Nu Masagi’, Koordinator Dirasah Islamiyah ‘ABS Bandung, Darojat, S.Pd., menjelaskan bahwa ‘ABS Bandung berkomitmen mencetak generasi muslimah yang pandai mengaji dengan memahami ajaran-ajaran Islam disertai program unggulan lainnya. Tak hanya itu, Darojat menjelaskan dengan memahami ajaran-ajaran Islam dapat membentuk pribadi yang ‘Masagi’, istilah Sunda yang menganalogikan garis lurus yang karena tiap sisinya memiliki panjang yang sama maka bisa terbentuk bangunan kubus segi empat yang bila dipandang nampak ‘genap’ atau ‘sempurna’. ‘Masagi’ pun menjadi filosofi Sunda yang menerangkan cara berproses agar menjadi manusia yang memiliki pribadi yang kokoh, ajeg atau seimbang dalam berpikir, merasa, dan bertindak.
Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris ‘ABS Bandung, Inding Usup Supriatna, M.M.Pd., bahwa kehadiran pesantren ‘ABS Bandung dengan menjunjung tinggi moto tersebut dapat berdampak pada masyarakat.
“‘Masagi’, sebuah filosofi yang singkat padat, tetapi memiliki makna mendalam, menjadikan pribadi yang secara psikis memiliki akal, pikiran, hati nurani, jiwa dan raga yang baik, secara akidah menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa, serta secara sifat memiliki karakter silih, asah, silih asih, silih asuh, silih wawang,” tambahnya.
Dengan begitu, ‘ABS Bandung dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berkemajuan, dengan melahirkan kader perempuan muda yang cerdas, tangguh, dan siap menghadapi tantangan zaman.