Kabupaten Bandung – Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, ‘Aisyiyah Boarding School mulai mengimplementasikan Program Mentari (Muhammadiyah Membaca Setiap Hari) pada Senin (4/8). Program Mentari yang diinisiasi oleh Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat memiliki tujuan untuk membangun budaya literasi di seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Ketua Program Mentari ‘ABS Bandung, Haviedz Ammar, M.Pd., Gr., mengungkapkan bahwa Program Mentari dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkan budi pekerti santriwati ‘ABS Bandung agar memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Lebih lanjut, Haviedz menyampaikan bahwa teknis pelaksanaan program ini dilakukan secara sistematis untuk santriwati kelas 1 SMP hingga kelas 6 SMA ‘ABS Bandung, mulai dari membaca buku selama 1-2 pekan, selanjutnya menulis resume buku pada pekan ke-3, dan hasil resume dipresentasikan pada pekan ke-4.
“Program ini mulai kita implementasikan di ‘ABS Bandung secara sistematis, mulai membaca buku selama 1-2 pekan, dapat dibaca pada hari Senin pagi atau di waktu luang para santriwati. Hari Senin pagi berikutnya pada pekan ke-3 mereka menulis resume buku yang telah dibaca sebelumnya, dan pada pekan ke-4 hari Senin mereka mempresentasikan resume buku dihadapan teman-teman dengan didampingi oleh wali kelas atau guru,” terang Haviedz.
Ia menuturkan dengan adanya Program Mentari yang dilakukan secara sistematis diharapkan para santriwati dapat meningkatkan kemampuan berliterasi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif melalui buku yang telah dibaca.
“Minimal dalam waktu 1 bulan secara rutin, santriwati dapat membaca 1 buku bacaan nonpelajaran, baik milik pribadi atau milik perpustakaan. Jadi, selama 1 tahun ditargetkan 12 buku telah mereka baca. Lebih banyak buku yang dibaca akan lebih bagus sehingga secara perlahan dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berbicara melalui diskusi hasil bacaan. Lebih dari itu, output yang diharapkan adalah santriwati memiliki kemampuan berliterasi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif,” tuturnya.
Haviedz menilai bahwa pelaksanaan program ini diperlukan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah, baik guru, musyrifah, santriwati, orang tua/wali santriwati, dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Sementara itu, Mudir ‘ABS Bandung, Dede Kurniawan, S.Th,I. menyambut baik adanya Program Mentari yang diterapkan di ‘Aisyiyah Boarding School Bandung yang diharapkan dapat membangun citra Muhammadiyah sebagai garda terdepan dalam membangun budaya literasi di Indonesia.