Kabupaten Bandung – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) ‘Aisyiyah Boarding School Bandung menggelar Talk In Peace dalam rangka memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad saw, Kamis (8/1) di Masjid Jami Siti Walidah.

Kegiatan yang bertajuk Toleransi Menyelamatkan Semesta tersebut dilaksanakan dalam bentuk seminar edukasi dengan menghadirkan narasumber dari Peace Generation Indonesia, Anira Zakiyyah Febrianti.

Ketua Pelaksana Talk In Peace, Mahaina Nur Farida mengungkapkan maksud diadakannya kegiatan tersebut untuk mengajak seluruh santriwati ‘ABS Bandung mengenal, mempelajari, dan mendiskusikan pentingnya toleransi.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kegiatan Talk In Peace dilatarbelakangi dengan adanya sikap intoleransi atas peperangan yang terjadi di Palestina, di mana tempat tersebut merupakan cikal bakal peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad saw.

“Palestina merupakan tanah suci tempat berdirinya Masjidil Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Islam. Selain itu, tempat tersebut menjadi saksi bisu Rasulullah saw dalam melakukan perjalanan suci Isra Mikraj. Palestina yang seharusnya diagungkan karena menyimpan berbagai historis perjalanan para Nabiullah, sekarang dipenuhi kekejaman, pembantaian, pertumpahdarahan, dan perampasan hak-hak yang tidak pandang bulu oleh para laknatullah. Oleh karena itu, hal tersebut mendorong kami untuk mengusung kegiatan kali ini dengan menyinggung keras sikap intoleransi yang menjadi salah satu faktor penyebab kekejaman yang dialami saudara-saudari seiman kita di Palestina,” jelasnya.

Secara sempit, konflik antara Palestina dan Isrel karena dilandasi sikap intoleransi, tidak bisa saling menghargai dan menghormati. Sikap tersebut tidak dibenarkan di manapun berada, terutama di lingkungan asrama ketika menjadi santriwati.

Mahaina mengungkapkan bahwa konflik Palestina dan Israel dapat menjadi sebuah pelajaran untuk meningkatkan sikap toleransi antarsantriwati di asrama.

Hal senada disampaikan oleh narasumber, Anira yang mengungkapkan bahwa toleransi muncul karena mampu menghargai sebuah perbedaan dari diri sendiri dan orang lain.

“Kunci dari sebuah toleransi adalah ketika seseorang mampu menerima diri dan menghargai sesama,” terang Anira dihadapan santriwati.

Mahaina mengungkapkan para santriwati sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan Talk In Peace, mulai dari pembukaan, penyampaian materi, refleksi, ice breaking, diskusi, dan games.

Alhamdulillah, para peserta antusias, terlebih pada saat sesi tanya jawab karena menurut mereka topik yang dibahas diperlukan dalam kehidupan,” ungkapnya.

Ia berharap dengan diadakannya kegiatan ini, santriwati mendapat wawasan serta mampu menerapkan sikap toleransi mulai diri sendiri hingga orang lain dalam kehidupan berasrama dan bermasyarakat.

“Setelah kegiatan ini, semoga santriwati mendapatkan pemahaman serta pada akhirnya mampu memiliki sikap toleransi, mulai dari diri sendiri hingga orang lain, baik dalam kehidupan berasrama dan bermasyarakat,” harapnya.

Ketua PR IPM ‘ABS Bandung, Najwa Alya Rahma menyambut baik adanya kegiatan yang mampu memperkuat sikap toleransi antarsesama, salah satunya melalui kegiatan Talk In Peace yang diadakan oleh Bidang Kajian Dakwah Islam PR IPM ‘ABS Bandung.

Ia menyebut bahwa kegiatan Talk In Peace merupakan salah satu cara mencari titik kebahagiaan untuk mewujudkan perdamaian. Kebahagiaan tersebut dikaitkan dengan sebuah peristiwa Isra Mikraj, yang mana sebelumnya Rasulullah saw mengalami kesedihan ketika ditinggal oleh dua orang yang sangat ia cintai. Namun, saat itu Allah swt memberi kebahagiaan melalui peristiwa Isra Mikraj.

“Peristiwa Isra Mikraj terjadi setelah Nabi Muhammad saw mengalami tahun kesedihan, yaitu tahun di mana beliau kehilangan dua orang yang sangat dicintai dan melindunginya, yaitu paman beliau Abu Thalib dan istri beliau Khadijah. Dalam keadaan seperti ini, Allah swt memberikan penghiburan kepada Nabi Muhammad saw melalui peristiwa Isra Mikraj. Jika dikaitkan dengan kegiatan kemarin, harapannya semoga seminar edukasi mengenai toleransi dapat menjadi salah satu bentuk hiburan bagi santriwati ‘ABS, setelah mendapatkan materi mereka akan paham bagaimana menerapkan toleransi, cara berdamai dengan diri sendiri sehingga mampu menemukan titik kebahagiaan, pada akhirnya dapat mewujudkan perdamaian lainnya,” pungkasnya.

Leave a Comment